Selasa, 29 Januari 2013

Naga Makhluk Yang Bukan Sekedar Dongeng

Legenda Naga di China : Khayal yang Menuju
Kenyataan
Naga merupakan salah satu unsur terpenting
dalam kehidupan bangsa China. Hal ini dapat
dilihat dari budaya China yang hampir semuanya
berhubungan dengan hewan legenda ini.
Sebaliknya, para peneliti telah lama meyakini
bahwa naga hanyalah merupakan mahkluk
khayalan semata yang hanya hadir dalam legenda-
legenda klasik.
Namun sebuah penemuan pada tahun 1996 seolah
menjawab keragu-raguan para ahli. Para arkeolog
di China berhasil menemukan fosil naga ini di Desa
Guanling, Kota Anshun, China. Penemuan ini
membuktikan bahwa hewan yang dikeramatkan ini
a pernah ada.
Dalam bingkai ilmu pengetahuan, naga merupakan
reptil yang hidup di samudra pada masa Triasik
sekitar 200 juta tahun yang lalu. Naga merupakan
makhluk amfibi, ia banyak menghabiskan waktunya
di air dan terkadang berjalan ke daratan. Naga
merupakan legenda yang tidak bisa dipisahkan
dengan kehidupan masyarakat China. Hewan dari
masa lalu ini, sering hadir dalam kisah-kisah masa
lalu China dan dianggap sebagai makhluk yang
istimewa. Orang Mandarin juga meyakini bahwa
mereka adalah titisan dari naga.
Hal inilah yang membuat penemuan pada tahun
1996 ini di sambut baik masyarakat. Fosil naga
yang ditemukan di
Desa Guanling itu dilengkapi
dengan sepasang tanduk di atas kepalanya. Wujud
dari naga ini menyerupai hewan legenda yang
sering terdapat dalam legenda. Fosil ini dalam
kondisi baik dengan Panjangnya keseluruhan
mencapai 7,6 m, kepalanya 76 cm dan lehernya 54
cm. Tubuhnya memiliki panjang 2,7 m serta lebar
68 cm, dan buntutnya 3,7 m.
Kepala naga ini berbentuk segitiga, dengan lebar
mulut 43 cm. Bagian terlebar di kepala naga ini
mencapai 32 cm, kedua tanduknya, dengan
bentuknya yang simetris menjulang dari bagian
terlebar tersebut dan berukuran 27 cm.
Tanduknya berbentuk agak sedikit melengkung
serta condong ke samping, sehingga semakin
membuat fosil tersebut menjadi seperti naga
dalam legenda. Fosil itu pada akhirnya dipamerkan
pada tahun 2007 di Xinwei Ancient Life Fossils
Museum di Anshun, Guizhou, China.
Tak pelak lagi, penemuan ini benar-benar
mengegerkan masyarakat. Karena ini adalah
pertama kalinya bagi China untuk menemukan
sebuah fosil “naga” yang dilengkapi
sepasang tanduk. Penemuan ini menyajikan bukti
tentang kemungkinan naga memiliki tanduk.
Penemuan fosil ini memberi informasi ilmiah yang
penting bagi manusia untuk melacak asal-usul
legenda naga di China.
Penemuan di Yunnan dan Sungai Liachoe
Fosil Naga
Penemuan lainnya terjadi di Provinsi di dekat
sebuah desa di Fuyuan, China baratdaya pada
tanggal 22 Januari 2007. Penduduk setempat
menemukan fosil naga berukuran kecil yang telah
melekat pada lempengan batu di dalam sebuah gua
di atas sebuah bukit.
Para petani di desa itu telah melakukan
penggalian fosil sejak tahun 2000 untuk mencari
“sisa-sisa” dari legenda naga karena
terinspirasi oleh penemuan naga yang dipamerkan
di Guizhou. Para petani melakukan itu untuk
menambah penghasilan dengan menjual fosil
tersebut kepada para peneliti.
Sebelumnya, untuk membuktikan keberadaan naga
itu, para arkeolog China melakukan ekskavasi
sejak tahun 1983 di beberapa lokasi yang diyakini
pernah ditinggali oleh peradaban China kuno.
Ekskavasi pertama dilakukan di sekitar Desa
Niuheliang, di kaki Gunung Merah (Red Mountain).
Tepatnya, berada di lokasi lembah Sungai
Liachoe. Dari beberapa temuan membuktikan,
bahwa di daerah ini pernah ditinggali sebuah
peradaban kuno yang cukup maju ribuan tahun
silam.
Pada penggalian pertama, para arkeolog
menemukan dua potongan batu giok berbentuk
seekor naga. Giok naga ini diukir secara halus,
berwarna hijau transparan. Penemuan pertama ini,
menurut para arkeolog sangat berharga. Dari
bukti itu terlihat peradaban ribuan tahun silam
memang sudah mengenal budaya ukiran yang
sangat halus dan tak kalah indah dengan hasil
pahatan zaman sekarang
Penggalian hingga tahun 2003 itu melibatkan
puluhan arkeolog dari Research Institute of
Lioning Province, dan telah menyelesaikan
pekerjaan pada 16 situs. Mereka mengaduk-aduk
situs pada areal 1.576 meter persegi. Menggali
enam kuburan kuno yang diduga adalah kuburan
para pimpinan masa itu.
Penggalian Fosil
Penggalian Fosil
Dari hasil penggalian itu, ditemukan 479 potong
bukti-bukti yang mengarah tentang keberadaan
ular naga, dalam bentuk fosil rahang dan bagian
tubuh lainnya yang diduga merupakan bagian
tubuh dari seekor ular besar. Termasuk tiga
potong patungnaga yang terbuat dari batu giok
halus, yang ditemukan dari kuburan kuno. Konon
temuan giok patung naga itu, hampir sama dengan
temuan hasil ekskavasi di Desa Sanxingtala pada
tahun 1970. Desa ini masuk dalam wilayah Kota
Cipeng di Monggolia Dalam.
Profesor So Bingqi, seorang arkeolog terkenal di
China dan merupakan Ketua Asosiasi Arkeolog
Cina mengungkapkan, temuan terbaru itu masih
harus diteliti lebih jauh. Terutama dengan uji
karbon, untuk menentukan umur binatang purba
itu dan merekonstruksi seluruh bentuk fisiknya.
Penggalian dilakukan lebih dalam lagi, untuk
mencari bagian fosil lainnya yang bisa
membuktikan, apakah fosil itu merupakan binatang
melata biasa atau memang seekornaga yang
diduga hidup lebih muda beberapa ribu tahun dari
zaman binatang purba Dinosaurus, T-Rex,
Brontosaurus dan binatang-binatang purba
lainnya.
Namun dari ukuran tubuh, yang bentuknya lebih
kecil dibandingkan dengan sejenis dinosaurus,
diduga kuat temuan itu memang adalah sejenis
ular pemangsa. Karena terlihat dari taringnya
yang sangat tajam yang mengarah ke dalam,
seperti halnya pada binatang pemangsa lainnya
yang ditemukan lebih dahulu seperti T-Rex.
Nenek Moyang Ular
Penelitian di sekitar lembahSungai Liachoe
terus dilanjutkan para arkeolog, untuk
menentukan apakah temuan ini hanya satu-
satunya bukti atau masih ada yang lain. Ternyata
dugaan dari para arkeolog itu tidak sia-sia,
penggalian di
“Red Mountain Goddes”,
ternyata ditemukan bukti lainnya yang saling
mendukung. Temuan serupa di lokasi ini,
menemukan beberapa bukti lain yang menguatkan
keberadaan naga itu.
Baik arkeolog Bingqi maupun Daahun, anggota Tim
Kerja pencari bukti keberadaannaga itu
menyimpulkan, ular yang selama ini dimitoskan itu
memang ada. Hanya apakah bentuknya memang
sempurna, seperti nagayang digambarkan dalam
bentuk patung seperti di biara atau hanya ular
purba biasa? Semua itu masih dalam tanda tanya.
Para arkeolog masih mencari bukti-bukti lain, dan
merekonstruksinya secara sempurna.
Untuk sementara, mereka berhasil merekonstruksi
temuan fosil itu adalah sejenis binatang ular
purba. Hal ini terlihat jelas, dari kerangka kepala
yang mengarah pada sebuah kerangka ular.
Namun masih belum sempurna, karena beberapa
bagian lain yang diduga berupa tulang rawan
bentuknya masih samar-samar. Tapi semua
arkeolog meyakini, fosil itu adalah fosilnaga,
nenek moyang ular-ular sekarang.
Mengenai keraguan bentuk naga sebenarnya,
untuk sementara mereka sepakat gambaran
patung-patung naga yang dibuat sejak ribuan
tahun lalu, diduga kuat itu mewakili bentuk ular
naga sebenarnya meski bukti-bukti pendukungnya
masih dideteksi.
Mereka juga setuju bahwa gambaran yang
ditemukan dalam bentuk patung giok naga(patung
dari hancuran emas dan perungu, diperkirakan
berumur 8.000 tahun lebih) merupakan gambaran
bentuk asli dari naga yang kini tinggal fosilnya.
Pada akhirnya bukti-bukti bahwa naga pernah ada,
layak didukung dengan harapan hendaknya hewan
ini wakil dari wujud kebaikan. Sebab bukan tidak
mungkin, pemujaan Bangsa China maupun bangsa
lainnya dikarenakan suatu hal baik yang pernah
dilakukan oleh naga atau “ hewan sejenis ular
besar” kepada manusia di masa-masa lampau.
Bangsa dan Negara yang Memiliki Kisah
Naga :
China : disebut Long, berbentuk ular
dengan empat kaki yang berkuku
Vietnam : disebut Rong
Jepang : disebut Ryu, memiliki tiga kuku
tajam
Korea : disebut Yong ( naga langit) , Yo
(naga laut) dan Kyo (naga gunung)
Siberian : disebut Yilbegan – India :
dikenali Vyalee dan banyak diukir di kuil
Selatan India.
Germanic/Scandinavian : disebut
Lindworm, berbentuk ular besar yang
berkaki dua.
Wales : disebutY Ddraig Goch, naga
merah yang tertera pada bendera negeri
itu.
Hungarian : disebut Zomok, berbentuk
ular yang tinggal dalam paya dan
seringmemangsa khinzir atau biri-biri.
Sárkánykígyó, berbentuk ular berkepak.
Sárkány, naga berbentuk manusia yang
memiliki banyak kepala.
Slavic : disebut Zmey, Zmiy dan Zmaj ,
menyerupai naga Eropa tetapi memiliki
banyak kepala, dapat menyemburkan api.
Romanian : disebut Balaur, memiliki sirip,
berukuran besar dan berkepala banyak.
Chuvash: disebut Vere Celen, Amerika-
Meso-amerika: disebutAmphitere,Inca:
disebut Amaru, Brasil: dikenali sebagai
Boi-tata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar